Kelinci Kanibal...? Sadiskah..?
Banyak induk yang
memakan anak-anaknya saat melahirkan. Ini adalah kanibal. Kasus ini
bukan hal yang klasik, bahkan saat ini sangat tergolong banyak, terutama
pada pemelihara pemula dan mereka yang memelihara di kota-kota besar.
Apakah lazim ibu kelinci memakan anaknya sendiri? Bukankah kelinci itu
pemakan tumbuhan dan tidak masuk golongan hewan pemangsa?
Ya. Ini tidak wajar dan di alam bebas kanibal hampir dikatakan tidak pernah terjadi. Tetapi
dalam situasi terpaksa hal itu sangat mungkin terjadi. Dari berbagai
literatur, penyebab utamanya hanya dua, yakni soal pakan yang buruk dan
situasi stres berkepanjangan, atau bisa juga disebabkan oleh kombinasi
antara buruknya pakan dengan stres.
Sekalipun kelinci tidak memiliki tabiat
memakan daging, tetapi manakala pakan tidak menjamin kehidupan dirinya
(terutama saat hamil), maka ketika stres, tepatnya saat melahirkan di
mana induk banyak kehilangan energi ia terdorong untuk menyelamatkan
anak-anaknya dari ketidakmampuannya “melayani “ kehidupan anaknya.
Menelan adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan karena kelinci
terpenjara. Dengan menelan, selain bertujuan menolong (sekalipun caranya
salah), induk juga berpikir dirinya tidak kehilangan kesehatan akibat
melahirkan.
Sayang seribu sayang, memakan anak ini
juga tidak menyelesaikan masalah. Kelinci yang berharap tidak terbebani
oleh adanya anak-anak karena air susunya yang minim itu pada akhirnya
tetap stres. Sebab setelah makan anak-anaknya ia tetap tidak merasa
lebih bugar. Bahkan pada sebagian besar induk yang tertimpa kanibal itu
lalu trauma untuk tidak hamil. Itulah mengapa induk kanibal sering sulit
kawin karena trauma kelak akan hamil dan menderita.
Siapakah yang salah?
Jawabnya adalah pemiliknya. Kanibal
disebabkan oleh pakan yang miskin gizi. Para pemelihara sering
meremehkan perawatan induk sebagai yang harus diperhatikan secara
ekstra. Seolah-olah dengan merek pelet atau cukup dengan sayuran kelinci
hamil cukup untuk menopang kehidupannya. Kehamilan dengan miskin gizi
dipastikan mengondisikan induk stres. Oleh karena itu mestinya
pemelihara menyediakan banyak pakan pada induk kelinci. Rumput (hijauan)
jenis gulma tegalan/sawah sangat kaya menyediakan serat yang baik.
Bekatul padi juga baik untuk induk kelinci, termasuk juga ampas tahu.
Selain itu butuh kalsium dari wortel,
misalnya pada masa kehamilan induk diberi wortel 2 hari sekali. Daun
pepaya sangat penting, juga sedikit bayam sebagai pakan tambahan. Ubi
jalar putih (bukan ungu dan merah) banyak memberi gizi untuk kesehatan
induk. Selain itu juga butuh vitamin A, B, E dan K agar kesehatan induk
bisa maksimal. Ketergantungan dengan pelet bukanlah cara baik karena
gizi yang dibutuhkan kelinci sangat banyak sehingga tidak ada pakan yang
bisa mengklaim cukup untuk memenuhi gizi kelinci. Pakan mesti beragam.
Jangan lupa air minum yang bersih dan sehat.
Selain pakan, situasi kandang, kebersihan
dan sanitasi mesti diperhatikan secara baik. Situasi kandang yang
jelek di antaranya ialah lembab, pengap, sumpek, banyak tikus, dekat
kucing, anjing dan terlalu banyak didatangi orang.
Pendek kata, induk hamil butuh perawatan
khusus. Jangan salahlah kelinci kanibal, sebab itu kesalahan pemelihara.
Kelinci tidak akan kanibal manakala tidak stres dan pakan terjamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar